Detik-detik menjelang Perang Yom Kippur 1973

Hampir setiap Ramadan, konflik berdarah pecah di Yerusalem antara Israel dan Palestina.

Ilustrasi prajurit Israel. Alinea.id/Firgie Saputra

Selepas tengah malam, jalanan London, Inggris, lengang. Di salah satu ruas jalan, Zvi Zamir melangkah dengan tergesa-gesa. Beberapa jam sebelumnya, bos badan intelijen Israel (Mossad) itu baru saja bertemu dengan salah satu informan terbaik mereka di dunia Arab. 

Tiba di rumah seorang kepala cabang Mossad di London, Zamir segera menulis sebuah memo. Ia lantas meminta operator sambungan telepon internasional menghubungkannya dengan Freddy Eini, kepala biro Mossad di Israel. 

Setelah lama menunggu, sambungan telepon terhubung. Di seberang sambungan, Zamir mendengar suara yang ia kenal. Eini terdengar masih mengantuk. "Letakkan kakimu di sebuah baskom berisi air dingin," saran Zamir kepada Eini. 

Khawatir sedang disadap, Zamir berbicara menggunakan kode. Ia bercerita layaknya baru bertemu dengan sejumlah pebisnis asing yang berencana berinvestasi di Israel. 

"Para eksekutif berniat datang ke Israel meskipun mereka tahu hari ini Yom Kippur. Mereka pikir mereka bisa mendarat sebelum malam. Mereka tidak punya partner dari luar kawasan," tutur Zamir.