Di tengah konflik bersenjata, hari ini Ethiopia gelar pemilu

Perdana Menteri Aby Ahmed justru percaya diri akan memberi pelajaran kepada dunia.

Pemilih mengantre untuk memberikan suara di Beshasha Ethiopia. foto Reuters

Pemilu ethiopia akhirnya digelar, Senin (21/6). Ini adalah kali pertama pemilihan di masa Perdana Menteri Abiy Ahmed. Di tengah pandemi dan konflik yang masih berkecamuk, Ia percaya diri pemilu akan berjalan aman dan adil.

Pemilu sebenarnya diagendakan berlangsung pada 29 Agustus 2020, namun karena alasan pandemi, pemerintah menunda pelaksanaannya. Dewan Pemilihan Nasional pada akhir tahun lalu sempat mengumumkan pemilu bakal digelar 5 Juni, namun baru bisa terlaksana 21 Juni ini.

Pemilu untuk memilih anggota dewan di pusat dan daerah ini adalah ujian elektoral pertama Abiy Ahmed sejak berkuasa pada 2018. Dia berharap untuk memenangkan mayoritas dari 547 kursi parlemen federal. Partai Kemakmuran pendukung Abiy ini akan menghadapi partai-partai nasional dan daerah. Ada lebih dari 40 partai yang bersaing. Sebagian besar adalah partai daerah. 

Ethiopia, yang merupakan negara tertua di dunia itu, memiliki sisitem federal dengan masing-masing wilayah dikuasai kelompok etnis berbeda-beda. Nantinya partai pemenang berhak untuk menempatkan pemimpin partanya sebagai perdana menteri. Pemilihan umum Ethiopia terakhir digelar pada 2015. 

Sebagian tidak bisa ikut pemilu 

Namun tidak semua tempat bisa melangsungkan pemilu. Seperlima negara itu masih menunda pemungutan suara, begitupula di Tigray, yang menjadi wilayah sumber konflik di Ethiopia.