DPR minta Indonesia dorong PBB terjunkan pasukan perdamaian

Sebanyak 113 warga, termasuk 31 anak-anak, meninggal dunia akibat bentrokan di Kompleks Masjid Al Aqsa, beberapa hari terakhir.

Satgas Yon Komposit Konga yang bertugas menjadi pasukan perdamaian PBB. Foto Antara/M. Agung Rajasa

Kondisi Palestina pasca-bentrokan di Kompleks Masjid Al Aqsa kian genting, apalagi 113 warga setempat meninggal dunia, termasuk 31 anak-anak, imbas serangan udara Israel di Jalur Gaza dalam dua hari terakhir. Pemerintah pun diminta mendorong PBB menerjunkan pasukan perdamaan agar konflik tak meluas.

Anggota Komisi I DPR, Sukamta, mendorong demikian lantaran memprediksi terjadinya perang terbuka jika konflik Israel dengan Palestina semakin menguat. Imbasnya, korban jiwa dari kalangan sipil bakal bertambah banyak.

"Usulan ini memang terasa agak sulit diwujudkan karena setiap rencana keputusan DK PBB bahkan yang sekadar berbentuk pernyataan mengutuk kejahatan perang Israel selalu ditentang oleh Amerika Serikat sebagai anggota tetap," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/5).

Selain itu, Sukamta mendesak pemerintah mengupayakan pencegahan kekerasan dan konflik sekuat tenaga. Indonesia dinilai dapat mendorong usulan penerjunan pasukan perdamaian di wilayah konflik Israel-Palestina melalui sidang darurat OKI ataupun PBB.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga meminta pemerintah menyiapkan pasukan perdamaian untuk diterjunkan di wilayah Palestina. Langkah tersebut guna mengantisipasi jika PBB membuat keputusan penempatan pasukan perdamaian di zona penyangga antara Israel-Palestina.