Dubes Iza: Krisis Rohingya kompleks, tidak semata isu agama

Krisis Rohingya menurut Dubes Iza Fadri tidak lepas dari aspek historis, yuridis, hingga sosial dan budaya.

Duta Besar RI untuk Myanmar Iza Fadri. Alinea.id / Valerie Dante

Duta Besar Indonesia untuk Myanmar Iza Fadri menilai bahwa krisis Rohingya memiliki kompleksitas dan tidak semata masalah agama saja. Secara domestik, permasalahan ini dipandang dari beberapa segi yakni historis, yuridis, hingga sosial dan budaya.

"Dari sudut domestik Myanmar, masalah ini tidak semata-mata masalah agama, tetapi lebih luas kompleksitasnya. Namun, di politik domestik Indonesia karena mungkin terpengaruh pemberitaan maka dipandang sebagai masalah agama saja," terang Dubes Iza dalam diskusi publik 'Transformasi Sosial dan Politik di Myanmar serta Kasus Rakhine State' di Miriam Budiarjo Resource Center Universitas Indonesia, Depok, Selasa (15/1).

Dubes Iza menjelaskan bahwa masyarakat Myanmar menyebut etnis Rohingya sebagai suku Bengali, menyiratkan bahwa mereka berasal dari Bangladesh yang berbatasan langsung dengan Rakhine State.

"Warga Myanmar mengatakan warga Rohingya bukan dari Rakhine, tetapi mereka orang Bengali," jelasnya.

Perbedaan perspektif ini, lanjutnya, berakar dari alasan yang kompleks. Diskriminasi terhadap suku Bengali lahir atas latar belakang historis. Dalam masa penjajahan, Inggris membawa suku Bengali untuk masuk ke Myanmar dan bekerja sebagai petani.