EU-ABC dukung ASEAN berantas perdagangan ilegal pascapandemi

Maraknya perdagangan ilegal tidak hanya berdampak negatif khususnya secara moneter, tetapi juga secara tidak langsung mengancam kehidupan.

Ilustrasi. Pixabay

Badan utama untuk bisnis Eropa di ASEAN, EU-ASEAN Business Council (EU-ABC), secara resmi merilis laporan advokasi berjudul “Tracking Illicit Trade in ASEAN”. Dimana sebuah laporan khusus mengenai perdagangan ilegal di wilayah Asia Tenggara sebagai upaya untuk mendorong organisasi kawasan ASEAN, agar lebih sadar akan ancaman nyata yang saat ini sedang dihadapi oleh para pelaku bisnis.

Selain itu, penerbitan laporan hasil riset ini merupakan bentuk respons dan upaya dukungan EU-ABC dalam menyajikan wawasan mendalam mengenai kolaborasi pemerintah dan pemain industri dalam memberantas berbagai bentuk tindakan kejahatan di berbagai negara. 

Maraknya perdagangan ilegal tidak hanya berdampak negatif khususnya secara moneter, tetapi juga secara tidak langsung mengancam kehidupan dan hak asasi manusia. Berdasarkan data dari PBB, perdagangan ilegal diperkirakan telah merugikan ekonomi global sebesar US$2.2 triliun, dengan perdagangan barang palsu internasional sendiri mengakibatkan kerugian mencapai US$461 miliar. 

Memahami urgensi yang ada, para pemimpin ASEAN menyatakan komitmen dalam mengatasi tindakan kriminal transnasional khususnya dengan munculnya bentuk-bentuk ancaman baru lainnya akibat dari pandemi melalui KTT ke-37 ASEAN yang diadakan pada November.

Dalam mengatasi masalah tersebut, Executive Director EU-ABC, Chris Humphrey mengatakan pasar barang palsu ASEAN diperkirakan memiliki kontribusi sebesar hampir 10% dari perdagangan internasional global untuk berbagai jenis produk. Apabila tidak ditangani, industri ilegal tersebut tentunya dapat merajalela dan berbahaya di saat kita saat ini sedang berhadapan dengan krisis kesehatan dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.