Israel abadikan Donald Trump jadi nama stasiun di Yerusalem

Israel dan Amerika Serikat memilih untuk menghiraukan resolusi Majelis Umum PBB. Terlebih resolusi tersebut tak mengikat.

Ilustrasi Presiden AS, Donald Trump. (foto: Pixabay)

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan penolakan atas pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun, kedua negara tersebut menentang sikap PBB dan memilih mengacuhkannya lantaran hasil sidang majelis umum tak memiliki kekuatan memaksa dan mengikat.

Bahkan, AS berencana memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sebagai bentuk terima kasih, Donald Trump pun akan diabadikan menjadi nama stasiun di Yerusalem.

"Saya memutuskan untuk menamai stasiun kereta yang akan didirikan di dekat Tembok Barat dan Bukit Bait Suci dengan nama Donald Trump karena keputusan historis dan berani untuk mengenali Yerusalem, ibukota abadi orang-orang Yahudi,” terang Menteri Transportasi Israel Yisrael Katz seperti dilansir dari Express, Kamis (28/12).

Dengan adanya stasiun tersebut, para penumpang kini bisa turun di dekat Tembok Barat, tempat tersuci dimana orang Yahudi bisa berdoa.

Sebelumnya, dalam sidang Majelis Umum, 128 dari 193 anggota sepakat agar persoalan Yerusalem diselesaikan melalui negosiasi sesuai dengan resolusi PBB yang relevan. PBB menegaskan bahwa Yerusalem Timur adalah bagian dari wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel.