sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Israel abadikan Donald Trump jadi nama stasiun di Yerusalem

Israel dan Amerika Serikat memilih untuk menghiraukan resolusi Majelis Umum PBB. Terlebih resolusi tersebut tak mengikat.

Syamsul Anwar Kh
Syamsul Anwar Kh Kamis, 28 Des 2017 14:47 WIB
Israel abadikan Donald Trump jadi nama stasiun di Yerusalem

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan penolakan atas pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun, kedua negara tersebut menentang sikap PBB dan memilih mengacuhkannya lantaran hasil sidang majelis umum tak memiliki kekuatan memaksa dan mengikat.

Bahkan, AS berencana memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sebagai bentuk terima kasih, Donald Trump pun akan diabadikan menjadi nama stasiun di Yerusalem.

"Saya memutuskan untuk menamai stasiun kereta yang akan didirikan di dekat Tembok Barat dan Bukit Bait Suci dengan nama Donald Trump karena keputusan historis dan berani untuk mengenali Yerusalem, ibukota abadi orang-orang Yahudi,” terang Menteri Transportasi Israel Yisrael Katz seperti dilansir dari Express, Kamis (28/12).

Dengan adanya stasiun tersebut, para penumpang kini bisa turun di dekat Tembok Barat, tempat tersuci dimana orang Yahudi bisa berdoa.

Sebelumnya, dalam sidang Majelis Umum, 128 dari 193 anggota sepakat agar persoalan Yerusalem diselesaikan melalui negosiasi sesuai dengan resolusi PBB yang relevan. PBB menegaskan bahwa Yerusalem Timur adalah bagian dari wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel.

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley menilai pemungutan suara dalam sidang Majelis Umum tidak menghargai Amerika. Karena itu, Presiden Trump mengancam akan memotong dana bantuan untuk negara-negara yang menentangnya.

Tak hanya itu, Haley mengumumkan bahwa AS akan terus bergerak dan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem tanpa menghiraukan hasil pemungutan suara.

"Itulah yang orang Amerika inginkan dan itu adalah hal yang benar untuk dilakukan,” tegas Haley.

Sponsored

Haley kemudian mengecam bahwa pemungutan suara ini akan membuat perbedaan bagaimana orang Amerika melihat PBB. Sementara Inggris, Prancis, Cina dan Jerman termasuk di antara mereka yang memilih mendukung resolusi Majelis Umum yang tidak mengikat. Sedangkan 9 negara memilih menentang dan 35 lainnya abstain.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid