Israel dukung diplomasi Rusia-Ukraina, meskipun kemungkinan tidak berhasil

Bennett telah berbicara tiga kali dengan Putin dalam rangka diplomasi.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terlihat di udara di antara pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow dan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin, 5 Maret 2022. Foto: Kantor Perdana Menteri Israel

Israel akan terus menjadi penengah dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, meskipun kemungkinan kegagalan diplomasi cukup besar. Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, telah melangsungkan pembicaraan mendadak dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, akhir pekan lalu.

Seperti diberitakan Reuters, Senin (7/3), Ukraina telah meminta agar Israel berfungsi sebagai perantara karena hubungan baik pemerintahnya dengan Kiev dan Moskow. Kantor Bennett mengatakan, dia telah berbicara tiga kali selama akhir pekan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy.

Dalam sambutan yang disiarkan televisi kepada kabinetnya, Bennett tidak memberikan rincian tentang pertemuan tiga jam dengan Putin pada Sabtu (5/3). Dia hanya menekankan, peran Israel sudah memperoleh restu dari semua pihak.

"Kami akan terus membantu di mana pun diminta, bahkan jika peluangnya tidak besar," kata Bennett. 

Secara paralel, menurut pejabat Israel, Bennett berbicara dengan para pemimpin Jerman dan Prancis, sementara menteri luar negerinya, Yair Lapid, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada hari ini di Riga, Latvia.