Israel tembak mati 15 warga Palestina

Lebih dari 1.400 orang terluka ketika tentara Israel menembaki para demonstran dengan peluru tajam dan gas air mata agar mereka mundur

Petugas medis Palestina yang terluka dievakuasi saat bentrok antara Palestina dan pasukan Israel dalam sebuah protes terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai Yerusalem/AntaraFoto

Pemerintah Palestina mendeklarasikan pada Sabtu (31/3) sebagai hari berkabung nasional setelah 15 warga Palestina ditembak mati tentara Israel. Padahal, mereka sedang melakukan demonstrasi damai di perbatasan Gaza dengan Israel untuk menandai peringatan Hari Penjajahan ke-42.

“Sekolah, universitas, dan instituasi pemerintah akan diliburkan pada Sabtu ini. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendeklarasikan hari berkabung nasional untuk para korban tewas,” demikian keterangan Pemerintah Palestina dilansir Al Jazeera.

Lebih dari 1.400 orang terluka ketika tentara Israel menembaki para demonstran dengan peluru tajam dan gas air mata agar mereka mundur dari pagar perbatasan. Aksi demonstrasi itu digelar pada Jumat (30/3).

Pengorganisir demonstrasi, Great Return March, mengungkapkan pesan utama demonstrasi adalah menyerukan agar pengungsi Palestina kembali ke tanah kelahiran mereka yakni wilayah yang diduduki Israel. 70% penduduk dari dua juta penduduk Gaza adalah keturunan warga Palestina yang terusir dari tanah mereka karena perang Israel pada 1948 atau dikenal dengan Nakba.

Demonstrasi damai itu digelar di lima titik di sepanjang perbatasan Gaza-Israel. Awalnya, demonstran membangun tenda yang berjarak 700 meter dari pagar perbatasan. “Sebagian besar korban luka akibat tembakan peluru tajam dan peluru karet,” unkap Kementerian Kesehatan Gaza.