Jelang pemilu Malaysia, sentimen anti China mulai terasa

Isu China memecah suara pemilih di Negeri Jiran menjelang pemilu pada 14 sampai 9 Mei mendatang.

Pemerintahan Najib Razak dinilai lebih pro pada kebijakan China

Menjelang pemilihan umum atau Pemilu di Malaysia berlangsung, sentimen anti China begitu terasa. Tidak biasanya, kampanye anti China di sektor ekonomi begitu terasa di Malaysia hingga membuat sejumlah pengusaha memilih untuk memutuskan hubungan bisnis dengan negara tembok besar tersebut.  

Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir, Chan Thong Wai, pengusaha asal Malaysia harus memutuskan kontrak dengan perusahaan besar asal China. Harga murah yang ditawarkan pengusaha China justru membuat Chan untuk memutuskan kontrak.

“Saya tidak ingin berhubungan dengan perusahaan China lagi. Harganya sangat murah. Pembayarannya sangat lambat,” kata pengusaha berusia 49 tahun asal Kuantan.

Isu China yang banyak membangun mega proyek di Malaysia memecah suara pemilih di Negeri Jiran menjelang pemilu ke-14 pada 9 Mei mendatang. Chan mengungkapkan bekerja sama dengan investor China sangat berisiko. 

Chan merupakan salah satu pengusaha lokal yang menjadi kontraktor perusahaan China yang mengembangkan Taman Industri Kuantan Malaysia China. Proyek tersebut dikembangkan oleh Malaysia dan China dan disebut sebagai mega proyek untuk meningkatkan investasi bilateral.