Junta militer Thailand resmi bubar

Pengunduran diri Prayut Chan-ocha praktis mengakhiri junta militer yang telah berkuasa di Thailand sejak 2014.

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha. ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha secara resmi mengundurkan diri sebagai kepala pemerintahan militer pada Senin (15/7). Pengunduran dirinya mengakhiri junta militer yang telah berkuasa di Thailand sejak 2014.

Dia menegaskan bahwa ke depannya, Thailand akan berfungsi sebagai negara demokrasi setelah selama lima tahun di bawah kekuasaan militer.

"Thailand sekarang sepenuhnya negara demokratis dengan sistem monarki konstitusional, beserta parlemen yang anggotanya dipilih rakyat," tegas Prayut.

Mantan panglima militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta 2014 itu tetap menjabat sebagai perdana menteri dengan dukungan sejumlah partai pro-militer di parlemen dan majelis tinggi yang dipilih oleh militer. Para kritikus menilai hal itu menghambat demokrasi dan mengabadikan peran politik militer dalam pemerintahan Thailand.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Prayut memuji junta militer yang menurutnya telah berprestasi di banyak bidang. Mulai dari mengatasi persoalan penangkapan ilegal atas ikan, perdagangan manusia, hingga menyelamatkan 12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola yang terjebak di sebuah gua pada 2018.