Kasus Rina Gonoi rusak misi militer Jepang perbanyak tentara perempuan

Gonoi akhirnya berhenti pada tahun 2022 karena berjuang dengan masalah kesehatan mental setelah penyerangan tersebut.

Rina Gonoi. Foto Asahi

Militer Jepang bertekad untuk menambah lebih banyak perempuan menjadi tentara. Namun, masalahnya persoalan pelecehan seksual di lingkungan militer menjadi isu yang membuat misi perekrutan itu tidak lagi mulus.

Hikari Maruyama, Runa Kurosawa dan Sawaka Nakano adalah bagian dari pasukan elit: Brigade Penyebaran Cepat Amfibi (ARDB) Jepang, yang dimaksudkan untuk memimpin serangan dari laut dalam kemungkinan perang di masa depan.

Mereka juga merupakan tiga dari sekitar 40 perempuan di unit mereka yang beranggotakan 2.400 orang. 

Tiga perempuan itu tinggal bersama sekelompok anggota militer wanita lainnya di atas kapal JS Osumi, kapal pendarat tank Angkatan Laut Bela Diri Jepang. Kapal itu dikerahkan untuk latihan di Laut Cina Timur pada bulan November. Tujuannya, mendukung latihan penyerangan pantai di rangkaian pulau barat daya Jepang yang rentan.

Keterlibatan lebih masif para perempuan di garis depan militer Jepang ini tidak lepas dari situasi negara itu yang mulai mengalami krisis populasi dan berkembangnya ancaman dari negara seperti Tiongkok, Rusia dan Korea Utara.