Kemelut Brexit: Parlemen Inggris ditangguhkan

Ini merupakan kali pertama dalam 70 tahun terakhir pemerintah menangguhkan parlemen ketika berhadapan dengan oposisi.

Ilustrasi / Pixabay

Perdana Menteri Boris Johnson pada Selasa (10/9) kembali menegaskan sikapnya bahwa dia tidak akan meminta perpanjangan Brexit. Hal tersebut disampaikannya beberapa jam setelah UU yang menuntut dia menunda Brexit hingga 2020 mulai berlaku.

Untuk kedua kalinya dalam sepekan, anggota parlemen menolak permintaan Johnson untuk mencoba memecahkan kebuntuan melalui pelaksanaan pemilu lebih awal.

Dengan masa depan Brexit terperosok dalam ketidakpastian, parlemen ditangguhkan hingga 14 Oktober, memicu ketegangan di House of Commons atau Dewan Rakyat di mana anggota parlemen oposisi memegang kertas bertuliskan "silenced" dan berteriak "shame on you" pada Johnson. Ini merupakan kali pertama dalam 70 tahun terakhir pemerintah menangguhkan parlemen ketika berhadapan dengan oposisi.

Pengesahan UU baru itu mewajibkan Johnson untuk menunda Brexit kecuali dia berhasil menggolkan kesepakatan baru dalam pertemuan puncak dengan Uni Eropa bulan depan.

Para pemimpin Uni Eropa telah berulang kali mengatakan bahwa mereka belum menerima proposal spesifik jelang pertemuan yang dijadwalkan berlangsung pada 17-18 Oktober.