Kerusuhan dan penjarahan di Guadeloupe, Prancis kirim pasukan elite

Perdana Menteri Prancis Jean Castex akan menggelar pertemuan khusus dengan pejabat Guadeloupe untuk membahas situasi terkini.

Foto ilustrasi/Pixabay

Wilayah seberang laut Prancis, Guadeloupe, dilanda kerusuhan dan penjarahan selama tiga malam berturut-turut di tengah upaya pembatasan untuk mencegah kasus Covid-19. Kerusuhan itu diikuti oleh orang-orang bersenjata yang menembaki polisi dan pemadam kebakaran.

Sebanyak 38 orang yang belum diketahui identitasnya berhasil diamankan kepolisian setempat. Pasukan polisi khusus tiba dari daratan Prancis, Minggu (21/11) dan menuju Kepulauan Karibia untuk mengendalikan situasi.

“Situasi ini tidak dapat diterima atau ditoleransi,” ujar Juru Bicara Pemerintah, Gabriel Attal, kepada Radio Europe I via Reuters.

Perwakilan Pemerintah Prancis yang juga Prefek Guadeloupe, Alexandre Rochatte, menyebutkan dalam sebuah keterangan resmi bahwa kelompok-kelompok bersenjata telah mencoba menjarah toko-toko di Point-a-Pitre, Basse-Terre, dan Lamentin, serta berusaha melawan polisi.

Bahkan, mereka berusaha menembaki polisi dan pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api. Di antara toko-toko yang dibobol itu adalah empat unit apotek. Mobil-mobil di sepanjang jalan dibakar, sementara barikade didirikan untuk menghalau campur tangan pasukan keamanan.