Kesepakatan pemerintah koalisi di Pakistan, partai Imran Khan hilang kekuasaan

Khan juga mengesampingkan kemungkinan berkoalisi dengan PPP atau PMLN.

Staf KPPS membuka kotak suara di Quetta pada akhir pemilu nasional Pakistan pada 8 Februari 2024. Foto Banaras Khan-AFP-Getty Images

Dua partai politik besar Pakistan – Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PMLN) dan Partai Rakyat Pakistan (PPP) – akan membentuk pemerintahan koalisi setelah pemilu pekan lalu.

Langkah ini berarti partai mantan Perdana Menteri Imran Khan tidak akan berkuasa, meskipun kandidat independen yang berafiliasi dengannya memperoleh suara terbanyak.

Pada konferensi pers di Lahore hari Selasa (13/2), mantan Perdana Menteri Shahbaz Sharif dari PMLN dan mantan Presiden Asif Ali Zardari dari PPP, bersama dengan perwakilan dari empat partai lainnya, mengumumkan bahwa mereka akan membentuk pemerintahan bersama.

PMLN juga mengeluarkan pernyataan bahwa Shahbaz Sharif akan menjadi calon perdana menteri dari partai tersebut. Sebelumnya, pada hari Selasa, Ketua PPP Bilawal Bhutto Zardari mengatakan partainya akan mendukung calon perdana menteri dari PLMN.

PPP memenangkan 54 kursi dalam pemilu Kamis (8/2) lalu. Partai itu berada di urutan ketiga di belakang kandidat independen yang sebagian besar terkait dengan partai mantan Perdana Menteri Imran Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), yang memenangkan 102 kursi. Di urutan kedua, PMLN, yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, dengan 73 kursi. Demikian hasil yang dirilis komisi pemilihan negara.