close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: VOA
icon caption
Foto: VOA
Peristiwa
Rabu, 21 Mei 2025 18:31

Korban berjatuhan setelah serangan bom bunuh diri hancurkan bus sekolah di Pakistan

Dalam salah satu serangan paling mematikan baru-baru ini, pemberontak BLA menewaskan 33 orang.
swipe

Serangan bom bunuh diri menargetkan sebuah bus sekolah di Pakistan barat daya pada hari Rabu. Aksi ini menewaskan lima orang — termasuk sedikitnya tiga anak — dan melukai 38 lainnya.

Provinsi tersebut telah menjadi tempat pemberontakan yang berlangsung lama, dengan berbagai kelompok separatis melancarkan serangan, termasuk Tentara Pembebasan Balochistan yang dilarang, atau BLA, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat pada tahun 2019.

Seorang wakil komisaris setempat, Yasir Iqbal, mengatakan serangan itu terjadi di pinggiran kota Khuduzar saat bus tersebut mengangkut anak-anak ke sekolah yang dikelola militer di sana.

Pasukan segera tiba di tempat kejadian dan menutup daerah tersebut sementara ambulans mengangkut para korban ke rumah sakit di kota tersebut. Stasiun televisi lokal menayangkan rekaman bus yang rusak parah dan puing-puing yang berserakan.

Tidak ada kelompok yang langsung mengaku bertanggung jawab atas serangan itu tetapi kecurigaan kemungkinan besar jatuh pada separatis etnis Baloch, yang sering menargetkan pasukan keamanan dan warga sipil di wilayah tersebut.

Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi mengutuk keras serangan itu dan menyatakan kesedihan mendalam atas kematian anak-anak tersebut. Ia menyebut para pelaku sebagai "binatang buas" yang tidak pantas diberi keringanan hukuman, dengan mengatakan musuh telah melakukan tindakan "kebiadaban belaka dengan menargetkan anak-anak yang tidak bersalah."

Para pejabat, yang awalnya melaporkan bahwa empat anak tewas kemudian merevisi jumlah korban tewas dengan mengatakan dua orang dewasa juga termasuk di antara yang tewas. Mereka  khawatir jumlah korban akan bertambah lebih banyak karena beberapa anak tercatat dalam kondisi kritis.

Menyalahkan India

Militer juga mengeluarkan pernyataan, dengan mengatakan pemboman itu adalah "serangan pengecut dan mengerikan lainnya" — yang diduga direncanakan oleh negara tetangga India dan dilakukan oleh "proksinya di Balochistan."

Tidak ada komentar langsung dari New Delhi.

Sebagian besar serangan di provinsi tersebut diklaim oleh BLA, yang menurut Pakistan didukung oleh India. India telah membantah klaim tersebut.

Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyampaikan belasungkawa dan juga menyalahkan India, tanpa memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.

“Serangan terhadap bus sekolah oleh teroris yang didukung India adalah bukti nyata permusuhan mereka terhadap pendidikan di Balochistan,” kata Sharif, sambil berjanji bahwa pemerintah akan membawa para pelaku ke pengadilan.

Pakistan kerap menuduh India, musuh bebuyutannya, atas kekerasan di dalam negeri. Tuduhan-tuduhan ini meningkat setelah meningkatnya ketegangan antara kedua negara bersenjata nuklir itu di tengah eskalasi lintas perbatasan sejak bulan lalu atas wilayah Kashmir yang disengketakan di Himalaya, yang dibagi antara keduanya tetapi masing-masing menginginkannya secara keseluruhan.

Eskalasi itu menimbulkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas, dan selama periode ini BLA meminta dukungan India. India belum mengomentari permintaan itu.

Pemberontakan yang kejam

Meskipun merupakan provinsi terbesar di Pakistan, Balochistan adalah provinsi yang paling sedikit penduduknya. Provinsi itu juga merupakan pusat bagi minoritas etnis Baloch di negara itu, yang anggotanya mengatakan mereka menghadapi diskriminasi oleh pemerintah.

Dalam salah satu serangan paling mematikan baru-baru ini, pemberontak BLA menewaskan 33 orang, sebagian besar tentara, selama serangan terhadap kereta yang membawa ratusan penumpang di Balochistan pada bulan Maret.

Dan awal minggu ini, BLA bersumpah akan melakukan lebih banyak serangan terhadap "tentara Pakistan dan para kolaboratornya" dan mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk "meletakkan fondasi bagi Balochistan yang damai, makmur, dan merdeka."

Kelompok militan juga aktif di Balochistan dan meskipun separatis tidak biasa menargetkan anak-anak sekolah di provinsi tersebut, serangan semacam itu telah dilakukan di wilayah barat laut yang bergolak dan di tempat lain di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi di Pakistan dioperasikan oleh pemerintah atau sektor swasta, meskipun militer juga mengelola sejumlah besar lembaga untuk anak-anak warga sipil dan personel militer yang masih bertugas atau pensiunan.

Pada tahun 2014, Taliban Pakistan melakukan serangan sekolah paling mematikan di negara tersebut terhadap sebuah lembaga yang dikelola militer di kota barat laut Peshawar, menewaskan 154 orang, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak.(ap)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan