Korut pindahkan senjata berat ke perbatasan, satelitnya mulai memata-matai AS

Kementerian Luar Negeri Korut menolak kecaman dari AS dan sembilan anggota dewan keamanan PBB.

Foto dirilis Korsel menunjukkan tentara Korut membangun kembali pos penjagaan di sisi utara DMZ. Foto Kementerian Pertahanan Korea Selatan-AFP-Getty Images

Kementerian pertahanan Korea Selatan mengungkapkan Korea Utara telah mulai membangun kembali pos-pos penjagaan dan menempatkan senjata berat di sepanjang perbatasannya. Manuver ini terjadi setelah kedua negara tersebut menarik diri dari perjanjian militer yang dirancang untuk mencegah perang.

Laporan media mengutip militer Korsel yang mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi pasukan dari Korut sedang memperbaiki pos penjagaan yang dikamuflase yang telah dihancurkan oleh rezim tersebut sebagai bagian dari perjanjian militer komprehensif pada tahun 2018 yang dirancang untuk menurunkan risiko konfrontasi di sepanjang zona demiliterisasi senjata berat (DMZ).

Militer Korsel mengatakan tentara Korut terlihat menggali parit di lokasi sepanjang perbatasan dan rezim telah mengirimkan senjata berat ke daerah tersebut.

DMZ telah membelah kedua negara sejak berakhirnya perang Korea tahun 1950-1953 dan dipandang sebagai titik konflik potensial dalam konflik antar-Korea di masa depan.

Kedua negara bertetangga tersebut telah membongkar atau melucuti 11 pos penjagaan sebagai bagian dari perjanjian tahun 2018, namun kedua belah pihak tampaknya siap untuk membatalkan perjanjian tersebut setelah meningkatnya ketegangan baru-baru ini yang dipicu oleh peluncuran satelit mata-mata Korut pada Selasa lalu yang bertentangan dengan sanksi PBB.