Krisis campak, Samoa tangkap aktivis antivaksin

Campak telah menewaskan 63 orang di Samoa, di mana 55 di antaranya berusia di bawah empat tahun.

Ilustrasi / Pixabay

Samoa pada Jumat (6/12) memperingatkan pihaknya tidak akan menoleransi kesalahan informasi antivaksin. Pernyataan tersebut muncul setelah seorang aktivis terkemuka ditangkap karena menentang upaya imunisasi massal yang diluncurkan untuk menangani epidemi campak di negara itu.

Setidaknya 63 orang, yang mayoritasnya adalah anak-anak, meninggal sejak wabah dimulai pada pertengahan Oktober. Jumat ini menandai hari kedua penutupan pemerintahan Samoa menyusul penyelenggaraan vaksinasi wajib.

Al Jazeera melaporkan bahwa setidaknya 16.000 orang telah divaksinasi pada Kamis (5/12), hari pertama imunisasi massal diberlakukan. Dan fokus pada Jumat adalah wilayah perkotaan.

Namun, Menteri Komunikasi Afamasaga Rico Tupai mengatakan bahwa mereka yang antivaksin menyebarkan teori konspirasi yang menghambat mobilisasi kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Terdapat sejumlah anak yang meninggal setelah datang ke rumah sakit sebagai upaya terakhir, dan kemudian kami mendapati bahwa keluarga mereka menerima pesan antivaksin. Itulah sebabnya mereka menahan anak-anak ini di rumah," kata Tupai kepada TVNZ.