Sanksi AS kembali, krisis ekonomi dan politik Iran terancam kian parah

Mulai Selasa (7/8) pukul 12.01, sanksi atas Iran yang dicabut rezim Obama sebagai bagian dari kesepakatan nuklir, kembali diberlakukan.

Seorang warga Iran di Teheran berjalan melewati mural antiAS / Nazanin Tabatabaee Yazdi/TIMA via REUTERS

Ketika Donald Trump (72) menarik Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan nuklir Iran pada 9 Mei 2018, dia juga mengatakan bahwa AS akan menerapkan kembali sanksi tegas terhadap Teheran.

Dan mulai Selasa (7/8) pukul 12.01, sanksi atas Iran yang dicabut rezim Barack Obama sebagai bagian dari kesepakatan nuklir 2015, kembali diberlakukan.

Sanksi akan membatasi atau bahkan melarang beberapa kegiatan, seperti kemampuan pemerintah Iran untuk membeli atau memperoleh uang kertas dolar AS, perdagangan logam mulia termasuk emas, penjualan atau transfer grafit dan logam seperti aluminium dan baja dari dan ke Iran, serta transaksi tidak spesifik terkait dengan rial.

Selain itu, pejabat AS mengatakan, tarif akan diberlakukan bagi sektor otomotif Iran dan negara itu tidak lagi dapat membeli pesawat pabrikan AS, sementara AS tidak lagi bisa mengimpor karpet atau makanan tertentu dari Iran. 

Itu belum semuanya. Pada 4 November 2018, sanksi akan menghantam ekspor minyak dan sektor energi Iran, lembaga keuangan yang bekerja dengan Bank Sentral Iran, operator-operator pelabuhan dan sektor pembuatan kapal, asuransi, dan financial messaging.