Krisis Sudan: Militer dan oposisi sepakat lanjutkan perundingan

Krisis Sudan dimulai usai dilengserkannya Omar al-Bashir dari kursi kepresidenan lewat kudeta tidak berdarah pada April 2019.

Pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi di depan halaman Kementerian Pertahanan di Khartoum, Sudan, Senin (6/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas

Para pemimpin militer dan oposisi Sudan sepakat kembali memulai perundingan untuk membentuk Dewan Transisi. Hal itu disampaikan oleh utusan asal Ethiopia, Mahmoud Dirir, pada Selasa (11/6).

Dirir yang bertindak sebagai mediator antara kedua belah pihak mengatakan bahwa pembicaraan untuk memulihkan pemerintahan sipil Sudan akan segera dimulai.

Meredanya ketegangan di Sudan juga ditandai dengan kelompok oposisi, Aliansi Deklarasi Kebebasan dan Perubahan (DFCF), yang sepakat untuk menunda aksi pembangkangan dan pemogokan.

Asosiasi Profesional Sudan (SPA) mendukung langkah itu dan mendesak orang untuk mulai bekerja pada Rabu (12/6). Sebelumnya, oposisi memulai aksi mogok akibat kebuntuan dengan militer. Aksi tersebut membuat banyak aktivitas di Khartoum terhenti.

Dirir menyampaikan bahwa militer setuju untuk membebaskan tahanan politik sebagai langkah awal untuk membangun kepercayaan dengan pihak oposisi.