Kurang data, India setujui penggunaan vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi asal India itu mengatakan, bahwa mereka sedang berdiskusi dengan lebih dari 10 negara terkait pembelian Covaxin.

Pengguna komuter memakai masker guna mencegah penularan Covid-19 di New Delhi, India, Rabu (18/3/2020). Foto Antara/Reuters/Danish Siddiqui

India memberikan persetujuan penggunaan darurat bagi vaksin Covid-19 milik Bharat Biotech, Covaxin, pada Minggu (3/1). Namun, tindakan pemerintah langsung menuai kritik karena langkah itu diambil tanpa merilis data terkait efektivitas vaksin produksi dalam negeri tersebut.

Kabar yang diumumkan oleh drugs controller general of India (DCGI), dipuji oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan para menterinya sebagai keberhasilan dalam mendorong kemandirian India.

Pemerintah India juga menyetujui penggunaan vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Oxford University akan menjadi vaksin utama dalam program imunisasi India sampai jenis vaksin lain disetujui.

Covaxin dikembangkan bersama dengan lembaga pemerintah. Hal ini, berarti India bergabung dengan daftar kecil negara yang telah menyetujui suntikan vaksin Covid-19 buatan sendiri.

Bharat telah bermitra dengan pengembang obat, Ocugen Inc, untuk bersama-sama mengembangkannya untuk pasar Amerika Serikat. Sementara itu, Brasil telah menandatangani letter of intent (LoI) yang bersifat tidak mengikat untuk membeli vaksin milik India tersebut.