Mahasiswa Indonesia di Taiwan bantah alami kerja paksa

Bantahan terkait isu kerja paksa dilontarkan mahasiswa Indonesia di Taiwan yang tergabung dalam Program Industry-Academia Collaboration.

Ilustrasi / Pixabay

Mahasiswa Indonesia yang tengah melanjutkan studi di Taiwan, khususnya mahasiswa Hsing Wu University, yang tergabung dalam Program Industry-Academia Collaboration membantah kabar mereka mengalami kerja paksa yang dilakukan pihak perguruan tinggi.

Bantahan tersebut diungkap lewat keterangan tertulis yang diterima Alinea.id pada Kamis (3/1). Dalam pernyataannya, mereka juga membantah kabar bahwa makanan yang disajikan untuk mereka mengandung babi.

Menurut mereka, kabar terkait kerja paksa ini telah mengakibatkan kegaduhan, pencemaran nama baik, serta pembunuhan karakter yang memicu kerugian baik materiel mau pun imateriel.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI yang dimintai keterangannya menyatakan bahwa pihaknya melalui  Kementerian Perdagangan telah meminta Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei untuk mengklarifikasi kabar terkait dugaan 300 mahasiswa Indonesia menjadi korban kerja paksa di Taiwan.

"Kemlu telah meminta KDEI Taipei untuk berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk menghentikan sementara perekrutan serta pengiriman mahasiswa program kuliah-magang hingga disepakatinya tata kelola yang lebih baik," ungkap Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal dalam pernyataan yang diterima Alinea.id.