NATO dan militer Afghanistan tewaskan 717 warga sipil pada 2019

Dalam enam bulan pertama 2019, 403 warga sipil tewas oleh pasukan Afghanistan dan 314 tewas oleh pasukan NATO.

Pemadam kebakaran Afghanistan menyiram jalan dengan air setelah terjadi sebuah ledakan di Kabul, Afghanistan, Kamis (25/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ismail

Laporan terbaru PBB menyatakan bahwa pada paruh pertama 2019, lebih banyak warga sipil Afghanistan yang terbunuh oleh militer nasional dan pasukan koalisi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dibandingkan oleh Taliban atau gerilyawan lainnya.

Sebagian besar korban sipil tewas akibat operasi pasukan Afghanistan dan NATO yang bertujuan untuk memberantas gerilyawan. Operasi tersebut termasuk serangan udara dan penyergapan tempat persembunyian para militan. Di Afghanistan, militan kerap bersembunyi di antara warga sipil.

Laporan misi PBB di Afghanistan mengatakan, dalam enam bulan pertama 2019, 403 warga sipil tewas oleh pasukan Afghanistan dan 314 tewas oleh pasukan NATO. Pada periode yang sama, 531 tewas akibat serangan Taliban.

Sejak lebih dari satu dekade lalu, ini adalah pertama kalinya pasukan pro-pemerintah menjadi penyebab utama sebagian besar kematian warga sipil di Afghanistan.

Taliban telah menolak seruan gencatan senjata. Hingga kini, mereka mengadakan pembicaraan dengan AS dengan tujuan mencari solusi dan mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 18 tahun tersebut. Sementara itu, afiliasi ISIS telah meluncurkan serangan yang menargetkan pasukan keamanan dan juga minoritas penganut syiah di Afghanistan.