Parlemen Inggris kembali kalahkan PM Johnson

Ini merupakan kekalahan ketiga PM Johnson dalam dua hari.

Ilustrasi / Pixabay

Parlemen Inggris telah memilih untuk memblokir no-deal Brexit, sebuah upaya untuk mencegah Perdana Menteri Boris Johnson membawa negara itu keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. Pemungutan suara digelar pada Rabu (4/9), sehari setelah parlemen mengambil kendali agenda Brexit.

Anggota parlemen bergerak cepat, setelah Johnson memutuskan untuk menskors parlemen selama lima pekan, dimulai paling cepat 9 September. Johnson, yang berjanji akan membawa Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober, dengan atau tanpa kesepakatan, secara efektif berusaha membatasi jumlah hari kerja anggota parlemen.

Itu adalah upaya transparan Johnson untuk menghentikan parlemen meloloskan RUU apapun yang akan berusaha untuk memperpanjang batas waktu Brexit atau memblokir no-deal Brexit.

Namun, belakangan itu menjadi bumerang, setidaknya untuk saat ini. Anggota parlemen oposisi memobilisasi dengan cepat dan meyakinkan 21 anggota Partai Konservatif untuk bergabung dengan mereka sehingga RUU yang menghalangi no-deal Brexit dapat disahkan. Biasanya agenda parlemen ditentukan oleh pemerintah bukan parlemen.

Para pemberontak konservatif itu kini telah dikeluarkan dari partai atas ketidaksetiaan mereka, tetapi itu berarti pula bahwa sekarang Johnson tidak lagi memiliki mayoritas di parlemen.