Paus Fransiskus serukan gencatan senjata saat Paskah di Ukraina

Paus juga menyoroti perlunya para pemimpin mengambil keputusan demi kebaikan rakyat.

Paus Fransiskus memberkati Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Agung Jakarta, Indonesia, pada upacara konsistori pengangkatan 13 prelatus Katolik Roma sebagai kardinal, di gereja Basilica St Peter, Vatikan pada Sabtu (5/10/2019). Antara/Reuters/Yara Nardi/aa.

Paus Fransiskus membuka Pekan Suci hari Minggu (10/4) di Vatikan, dengan seruan gencatan senjata saat Paskah di Ukraina untuk memberi ruang bagi perdamaian. Paus juga menyoroti perlunya para pemimpin mengambil keputusan demi kebaikan rakyat.

“Meletakkan senjata di hari Paskah dan hentikan pertempuran. Gencatan senjata untuk mencapai perdamaian melalui perundingan yang nyata,” demikian pesan Paus saat Misa Minggu Palma di depan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus seperti ditulis Associated Press, Senin (11/4). Misa publik ini pertama kalinya digelar kembali setelah pandemi Covid-19.

Paus Fransiskus tidak merujuk langsung pada invasi Rusia ke Ukraina, tetapi referensinya jelas, dan dia telah berulang kali mengecam perang dan penderitaan yang dibawa ke warga sipil yang tidak bersalah. Selama pemberkatan di hari Minggu setelah Misa Minggu Palma, Paus mengatakan para pemimpin harus bersedia berkorban untuk kebaikan rakyat.

Selama homili Minggu Palma, Paus mengecam kebodohan perang yang menyebabkan orang melakukan tindakan kekejaman yang tidak masuk akal. "Ketika kita menggunakan kekerasan, kita melupakan mengapa kita berada di dunia dan bahkan akhirnya melakukan tindakan kekejaman yang tidak masuk akal. Kita melihat ini dalam kebodohan perang, di mana Kristus disalibkan lagi di lain waktu," katanya.

Paus Fransiskus menyesalkan kematian suami dan anak yang tidak adil, pengungsi yang melarikan diri dari bom, orang-orang muda kehilangan masa depan, dan tentara dikirim untuk membunuh saudara-saudari mereka.