PBB selidiki dugaan kejahatan dalam perang melawan narkoba di Filipina

Penyelidikan tersebut nantinya akan fokus pada laporan pembunuhan di luar proses hukum, penangkapan sewenang-wenang dan penghilangan paksa.

Seorang wanita di kota Quezon memperlihatkan foto putranya, korban perang terhadap narkoba, dalam protes menentang operasi yang digagas oleh Presiden Rodrigo Duterte itu. Foto diambil pada 28 Agustus 2018. REUTERS/Eloisa Lopez

Dewan HAM PBB telah memutuskan untuk mengadakan penyelidikan atas dugaan kejahatan yang terjadi selama perang melawan narkoba di Filipina. Resolusi tersebut mengamanatkan laporan tertulis yang komprehensif tentang situasi HAM di negara tersebut.

Penyelidikan tersebut nantinya akan fokus pada laporan pembunuhan di luar proses hukum, penangkapan sewenang-wenang dan penghilangan paksa.

Filipina sendiri sangat menentang resolusi tersebut, mencapnya "parodi".

Perang melawan narkoba kontroversial itu diluncurkan Presiden Rodrigo Duterte pada 2016. Menurut polisi, sejak saat itu, setidaknya 6.000 dealer atau pengguna narkoba terbunuh. 
Namun, para aktivis menyebutkan jumlah mereka yang terbunuh melampaui 27.000 orang.

Pekan lalu, seorang anak perempuan usia tiga tahun menjadi salah satu korban termuda dalam operasi tersebut. Polisi mengklaim bahwa bocah itu telah dijadikan perisai manusia oleh sang ayah, tetapi pihak keluarga membantahnya.