Pembicaraan terkait repatriasi Rohingya berakhir buntu

Myanmar dinilai tidak sungguh-sungguh merepatriasi pengungsi Rohingya yang menumpuk di Bangladesh.

Pengungsi Rohingya dalam aksi memperingati Hari Pengungsi Sedunia di kamp pengungsi di Cox's Bazar, Bangladesh, Kamis (20/6). ANTARA FOTO/REUTERS/Rafiqur Rahman

Tahap kedua pembicaraan antara delegasi tingkat tinggi Myanmar dan perwakilan Rohingya di Bangladesh mengenai hak kewarganegaraan berakhir buntu.

"Pemerintah Myanmar masih belum setuju untuk mengubah UU Kewarganegaraan 1982 yang kontroversial untuk memberikan hak kewarganegaraan kepada Rohingya," kata salah satu dari 35 perwakilan Rohingya yang ambil bagian dalam dialog tersebut pada Minggu (28/7).

Dialog dua hari yang berlangsung sejak Sabtu (27/7) itu diadakan di Cox's Bazar, Bangladesh, dan turut dihadiri oleh Sekretaris Permanen Urusan Luar Negeri Myanmar U Myint Thu.

Pada hari pertama, pertemuan selama tiga jam berakhir tanpa terobosan. Dialog kemudian berlanjut pada Minggu selama tiga setengah jam, tetapi tidak ada kesepakatan yang dapat dicapai perihal hak kewarganegaraan.

"Kami tidak ingin putus asa. Tim delegasi Myanmar mengatakan mereka akan berkonsultasi dengan pemerintah kemudian kembali ke Bangladesh untuk mengadakan dialog dengan pengungsi Rohingya mengenai masalah yang menggantung ini," tutur anggota Komisi Repatriasi dan Bantuan Pengungsi (RRRC) di Bangladesh, Abul Kalam Azad.