Peringatan perang nuklir kembali ditujukan pada NATO

Rusia mengatakan kemungkinan perang nuklir besar-besaran mungkin saja terjadi.

Ilustrasi Istock.

Rusia kembali memperingatkan perang nuklir apabila Amerika Serikat dan NATO ikut campur tangan dalam konfliknya dengan Ukraina. Peringatan itu terlontar dari mantan Presiden Dmitry Medvedev yang juga merupakan orang dekat Vladimir Putin.

Dilansir dari Reuters, Jumat (13/5), dia mengatakan, dukungan militer yang diberikan kepada Ukraina oleh Amerika Serikat dan sekutunya memicu konflik Rusia dengan NATO. Menurutnya, konflik seperti itu bahkan berpotensi perang nuklir besar-besaran.

""Negara-negara NATO memasok senjata ke Ukraina, melatih pasukannya untuk menggunakan peralatan Barat, mengirim tentara bayaran, dan latihan negara-negara aliansi di dekat perbatasan kita meningkatkan kemungkinan konflik langsung dan terbuka antara NATO dan Rusia," kata Medvedev dalam sebuah posting Telegram.

Diakui Asosiasi Kontrol Senjata di Woshington, Rusia dan Amerika Serikat memang memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia. Rusia memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir, NATO memiliki tiga, Ingris dan Prancis memiliki 6.065 hulu ledak nuklir gabungan.

Terakhir diberitakan, Rusia mengadakan gladi bersih pada Sabtu (7/5) waktu setempat, untuk parade militer dalam rangka memperingati Hari Kemenangan pada 9 Mei, ketika negara itu menandai kekalahan Nazi Jerman selama Perang Dunia II.