Pesan Natal dari Bethlehem: Simbol bayi Yesus ditempatkan di reruntuhan

“Jika Kristus dilahirkan hari ini,” kata Pendeta Munther Isaac, “dia akan lahir di bawah reruntuhan dan penembakan Israel."

Isaac merasa Barat telah melupakan umat Kristen di Palestina, tempat Kristus dilahirkan [Munjed Jado/Al Jazeera]

Gereja-gereja Palestina telah mengumumkan pembatalan semua perayaan Natal. Ini menjadi wujud ekspresi persatuan dengan Gaza dan penolakan terhadap agresi yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina yang membatasi mereka untuk melakukan misa dan berdoa.

Di Betlehem, Gereja Lutheran memutuskan bahwa kandang Natal mereka akan mencerminkan realitas anak-anak yang hidup dan dilahirkan di Palestina saat ini, dengan menempatkan Bayi Yesus secara simbolis di dalam palungan puing-puing dan kehancuran.

Ini adalah representasi menyedihkan dari penderitaan anak-anak Gaza yang terkubur di bawah sisa-sisa rumah mereka, menjadi korban pemboman Israel yang tiada henti.

“Jika Kristus dilahirkan hari ini,” kata Pendeta Munther Isaac, “dia akan lahir di bawah reruntuhan dan penembakan Israel. Ini adalah pesan kuat yang kami kirimkan kepada dunia yang merayakan hari raya.”

Arti Natal yang sebenarnya
Bagi Isaac dan para pemimpin gereja lainnya, ini adalah cara untuk menyampaikan pesan yang mencerminkan kelahiran Kristus, pembawa pesan keadilan, perdamaian dan martabat umat manusia.