PM Hun Sen: Kamboja tidak akan tunduk pada tekanan Uni Eropa

Uni Eropa diperkirakan akan membuat keputusan pada Rabu (12/2) menyangkut dengan skema "Everything But Arms" (EBA).

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen tiba pada peringatan 41 tahun runtuhnya rezim Khmer Merah di Phnom Penh, Kamboja, Selasa (7/1). ANTARA FOTO/REUTERS

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Selasa (11/2) mengatakan bahwa pihaknya tidak tunduk pada tekanan Uni Eropa atas status preferensi perdagangan "Everything But Arms" (EBA).

"Saya kembali sampaikan bahwa saya tidak menukar kemerdekaan dan kedaulatan Kamboja dengan bantuan dan preferensi apa pun," kata PM Hun Sen. "Kita tidak harus menundukkan kepala atas tekanan semacam itu."

Pernyataan PM Hun Sen tersebut disampaikan sebelum Uni Eropa membuat keputusan akhir apakah akan menangguhkan sepenuhnya atau sebagian akses perdagangan bebas bea Kamboja ke pasar Uni Eropa di bawah skema EBA atau mungkin juga tidak.

Uni Eropa pada Februari tahun lalu memperingatkan bahwa jika tidak ada perbaikan atas situasi HAM di Kamboja maka dapat menyebabkan penangguhan sementara skema EBA. Batas waktu pengambilan keputusan oleh Uni Eropa adalah 12 Februari.

PM Hun Sen menerangkan bahwa keputusan Uni Eropa akan berlaku enam bulan kemudian, yaitu pada Agustus.