PM Selandia Baru bantah keterkaitan bom Sri Lanka dan teror Christchurch

Pasca-bom di Sri Lanka, Presiden Maithripala Sirisena berjanji akan merombak struktur keamanan negara.

Tersangka bom bunuh diri memasuki gereja St. Sebastian di Negombo, Sri Lanka, Minggu (21/4) dalam gambar yang diambil dari rekaman CCTV yang disiarkan pada Selasa (23/4). CCTV/Siyatha News via REUTERS

Pada Rabu (24/4), Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan bahwa pemerintahannya belum menemukan bukti yang menunjukkan bahwa pengeboman di Sri Lanka merupakan aksi balasan atas penembakan di dua masjid di Christchurch.

Pernyataan PM Ardern keluar setelah Menteri Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene menarik kesimpulan bahwa kedua aksi teror itu berhubungan.

Pada Selasa (23/4), Menhan Wijewardene menyatakan penyelidikan awal mengungkapkan bahwa pengeboman terhadap tiga gereja, empat hotel mewah, dan sebuah rumah itu merupakan pembalasan atas penembakan massal di Selandia Baru pada 15 Maret.

Namun, para pakar dan analis keamanan meragukan serangan bom tersebut dapat direncanakan dalam waktu sesingkat itu.

Dalam konferensi pers di Auckland, PM Ardern menegaskan bahwa pemerintahnya belum menerima informasi resmi apa pun dan tidak mendapatkan laporan dari pihak intelijen mana pun yang menguatkan pernyataan pihak Sri Lanka.