Polisi India bantah tembak demonstran anti-UU Kewarganegaraan

Polisi menegaskan mereka tidak menembak siapa pun, baik dengan peluru tajam atau peluru karet.

Protes anti-UU Amendemen Kewarganegaraan di Mumbai, India, Jumat (13/12). ANTARA FOTO/REUTERS/Francis Mascarenhas

Pada Selasa (17/12), polisi membantah menargetkan demonstran dalam protes yang menentang UU Kewarganegaraan yang baru di Ibu Kota New Delhi, India. Mereka menegaskan tidak menembak siapa pun, baik dengan peluru tajam atau peluru karet.

Pernyataan polisi muncul setelah setidaknya tiga orang mengaku ditembak dalam bentrokan yang terjadi antara polisi dan pedemo di Jamia Millia Islamia University pada Minggu (15/12). Polisi mengklaim, luka-luka yang mereka derita disebabkan oleh ledakan tabung gas air mata yang rusak.

Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan dua orang dirawat dengan luka tembak. Laporan medis milik salah seorang pasien yang dilihat BBC menunjukkan bahwa korban, yang tidak terlibat dalam unjuk rasa, meyakini dia ditembak di bagian paha.

Laporan itu hanya mengonfirmasi adanya objek asing yang tertancap di paha dan telah ditangani oleh dokter. Pria yang terluka itu mengaku dia melihat polisi menembaknya.

Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengklaim bahwa UU Kewarganegaraan akan menyelamatkan umat agama minoritas seperti Hindu dan Kristen dari penganiayaan di tiga negara tetangga India yaitu Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan dengan jalan menawarkan mereka kewarganegaraan.