Presiden Chile: Tak ada ampun bagi pasukan yang melanggar

Protes telah mengguncang Chile selama satu bulan terakhir, melahirkan dugaan pelanggaran oleh aparat keamanan terhadap para pengunjuk rasa.

Anggota pasukan keamanan membidik senapannya saat aksi protes terhadap pemerintah di Santiago, Chile, Jumat (15/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Goran Tomasevic

Presiden Chile Sebastian Pinera menekankan, tidak akan ada impunitas bagi pasukan keamanan yang menggunakan kekuatan berlebihan dan melanggar hak-hak pengunjuk rasa selama aksi protes. Demonstrasi yang dipicu kebijakan ekonomi dan kesenjangan sosial selama berminggu-minggu di negara itu telah menewaskan lebih dari 20 orang.

Jaksa penuntut umum di Chile saat ini tengah menyelidiki lebih dari 1.000 kasus dugaan pelanggaran, mulai dari penyiksaan hingga kekerasan seksual, oleh polisi dan personel militer. Sementara itu, PBB dan Amnesty International telah mengirim tim untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM oleh pasukan keamanan.

"Terlepas dari komitmen dan tindakan pencegahan kami ... untuk melindungi HAM, dalam sejumlah kasus ada protokol yang tidak dipatuhi, ada penggunaan kekuatan yang berlebihan dan pelanggaran serta kejahatan yang dilakukan," kata Pinera dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Minggu (17/11) malam.

"Tidak akan ada impunitas."

Pinera sebelumnya mengatakan, pemerintah tidak menyembunyikan apa pun atas tuduhan bahwa pasukan keamanan telah menyiksa para pemrotes. Dia berjanji untuk menyelidikinya.