Presiden Filipina desak militernya fokus pada Laut Cina Selatan

Tetapi, Ferdinand Marcos Jr. menggarisbawahi bahwa kebijakan luar negeri Filipina tetap berkomitmen pada perdamaian.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., kiri, berjalan di samping pasukan kehormatan selama kunjungannya di Pangkalan Udara Brigadir Jenderal Benito N. Ebuen di Kota Lapu-Lapu, provinsi Cebu, Filipina tengah pada Senin 2 Februari 2018. Kantor Komunikasi Kepresidenan Malacanang via AP

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, mengatakan, misi utama militer negaranya telah berubah. Hal itu untuk memastikan perlindungan wilayahnya saat perselisihan dengan China dan persaingan AS-China meningkat.

Presiden Ferdinand Marcos Jr. menekankan urgensi mengalihkan fokus militer ke pertahanan eksternal dalam pidatonya di depan pasukan Senin (27/2) sore. Dia berbicara dua minggu setelah memanggil duta besar China untuk memprotes penggunaan laser tingkat militer oleh penjaga pantai China, yang membutakan beberapa awak kapal patroli Filipina di Laut China Selatan.

Filipina mengutuk insiden 6 Februari itu dalam salah satu dari lebih dari 200 protes diplomatik yang diajukan terhadap tindakan Beijing, yang semakin agresif di perairan yang disengketakan sejak tahun lalu.

Di sisi lain, China menuduh Filipina menyusup ke wilayahnya dan mengatakan penjaga pantainya menggunakan laser yang tidak berbahaya untuk melacak kapal Filipina. Untuk diketahui, China mengklaim Laut China Selatan hampir seluruhnya.

“Saya mengatakan bahwa misi Anda telah berubah,” kata Marcos kepada pasukan Angkatan Bersenjata Filipina. “Selama bertahun-tahun, kami dapat mempertahankan perdamaian itu dan mempertahankan pengertian itu dengan semua tetangga kami. Sekarang banyak hal telah mulai berubah dan kami harus menyesuaikannya,” kata dia lagi.