Protes antipemerintah di Mesir, nyaris 2.000 orang ditangkap

Kementerian Dalam Negeri Mesir pada Kamis (26/9) memperingatkan tindakan tegas terhadap segala upaya untuk mengacaukan perdamaian.

Pengunjuk rasa di pusat kota Kairo menyerukan seruan antipemerintah, Sabtu (21/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

Unjuk rasa di Mesir telah memasuki pekan kedua pada Jumat (27/9), dengan pihak berwenang meningkatkan penangkapan dan memperketat keamanan di sejumlah kota besar di tengah seruan turun ke jalan untuk menentang pemerintahan Presiden Abdel Fattah el-Sisi.

Kementerian Dalam Negeri Mesir pada Kamis (26/9) memperingatkan tindakan tegas terhadap segala upaya untuk mengacaukan perdamaian. Sementara, kelompok-kelompok penggiat HAM mengatakan hampir 2.000 orang telah ditangkap sejak protes akhir pekan lalu yang menuntut el-Sisi mundur.

Di antara mereka yang ditahan adalah Hassan Nafa, seorang profesor ilmu politik di Cairo University dan kolumnis terkenal, yang menyerukan el-Sisi turun dari jabatannya lewat Twitter.

Penangkapan Nafaa pada Rabu menyusul penahanan Hazem Hosny, seorang juru bicara bagi mantan Kepala Staf Angkatan Darat Sami Anan yang dipenjara tahun karena berusaha menyaingi el-Sisi dalam pilpres.

Khaled Dawoud, Ketua Partai Al-Doustor, yang telah menjadi kritikus vokal terhadap kebijakan presiden juga ditahan.