Protes di Kolombia berlanjut di tengah upaya dialog nasional

Dialog nasional yang diumumkan Presiden Kolombia Ivan Duque akan berlangsung hingga pertengahan Maret 2020.

Protes antipemerintah di Bogota, Kolombia, Senin (25/11). REUTERS/Carlos Jasso

Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Ibu Kota Kolombia, Bogota, pada Senin (25/11), menandai demonstrasi hari kelima atas berbagai isu termasuk reformasi ekonomi, kekerasan polisi dan korupsi. Pada hari yang sama, Presiden Ivan Duque bertatap muka dengan serikat pekerja dan pemimpin bisnis.

Protes dimulai dengan pawai 250.000 orang pekan lalu dan telah diwarnai dengan aksi "cacerolazo", protes tradisional Amerika Latin, di mana orang-orang memukul panci dan wajan.

Demonstran dari segala usia telah menyatakan menentang rencana ekonomi yang dikabarkan termasuk pemotongan upah minimum bagi kaum muda. Pengunjuk rasa juga menyoroti apa yang mereka sebut sebagai kurangnya tindakan pemerintah untuk menghentikan pembunuhan ratusan aktivis HAM.

"Orang-orang tua di negara ini terbiasa menganggap kematian soal statistik, dan kami ingin itu mulai berubah," kata seorang mahasiswi desain Sofia Murcia (20). "Kami di sini bukan untuk cuci tangan. Jika Anda tidak melakukan apa pun, maka Anda dipastikan terlibat."

Banyak pedemo juga menuntut pemerintah untuk sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian damai dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang diteken pada 2016.