Rakyat Prancis berikan penghormatan pada guru yang dipenggal

Pemerintah Prancis sedang mengerjakan strategi untuk melindungi guru dari ancaman.

Ilustrasi Prancis.Pixabay

Ribuan orang berkumpul di seluruh Prancis untuk mendukung guru dan membela kebebasan berekspresi pada Minggu, (18/10) waktu setempat. Hal tersebut setelah pembunuhan Samuel Paty, seorang guru sejarah yang dipenggal oleh seorang tersangka Islamis radikal pada Jumat (16/10).

Dari Paris ke Lyon, Marseille, dan Lille kerumunan besar berkumpul dengan tenang, berhenti secara teratur untuk bertepuk tangan, mengadakan menit hening atau menyanyikan lagu kebangsaan.

Perdana Menteri, Jean Castex menghadiri, pertemuan di Place de La Republique di Paris bersama dengan Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer dan politisi dari seluruh spektrum, menunjukkan solidaritas setelah pembunuhan yang mengejutkan negara itu.

"Kamu tidak menakuti kami. Kami tidak takut. Anda tidak akan memecah belah kami. Kami adalah Prancis!" tweet Castex kemudian.

Paty, 47, tewas di luar sekolahnya di pinggiran kota Paris oleh penyerang berusia 18 tahun. Awal bulan ini, guru tersebut telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad SAW di sebuah kelas tentang kebebasan berekspresi.