Jelang Brexit, Boris Johnson perpanjang masa reses parlemen

Parlemen tidak bekerja sejak pertengahan September hingga 14 Oktober mendatang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Downing Street di London, Inggris, Rabu (21/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay

Pada Rabu (28/8), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan akan memperpanjang masa reses atau penangguhan parlemen selama kurang dari sebulan sebelum tenggat Brexit pada 31 Oktober.

Dikenal sebagai Queen's Speech atau Pidato Ratu, acara formal yang akan diadakan pada 14 Oktober itu didahului dengan penangguhan Dewan Rakyat Inggris. Artinya, parlemen tidak akan bekerja sejak pertengahan September hingga 14 Oktober, hanya dua setengah minggu sebelum Inggris dijadwalkan untuk hengkang dari Uni Eropa.

Queen's Speech digunakan pemerintah untuk mengumumkan rencana untuk tahun mendatang. Ratu Elizabeth II akan membaca pidato yang ditulis oleh pemerintah dan secara resmi menandakan dimulainya sesi baru parlemen.

Sesi parlemen umumnya berlangsung selama setahun, tetapi sesi parlemen yang sekarang telah berlangsung sejak Juni 2017. Terakhir kali, parlemen hanya ditangguhkan selama 13 hari kerja sebelum Queen's Speech.

Langkah Johnson, yang harus disetujui oleh Ratu Elizabeth II, membatasi waktu oposisi yang ingin menggagalkan no-deal Brexit. Ini juga berisiko menyeret Ratu Elizabeth II, yang netral secara politik, ke dalam konflik Brexit.