RI dorong junta Myanmar beri akses pada Utsus ASEAN

Menlu sampaikan ASEAN telah mengirim utusan khusus ke Myanmar.

Ilustrasi demam/Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. kemlu.go.id

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyampaikan beberapa perkembangan politik di Myanmar pascaberjalannya 5 Points of Consensus, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/9/21). Implementasi 5 Points of Consensus itu merupakan hasil pertemuan para pimpinan ASEAN yang sudah berjalan sejak April 2021.

Ia menyampaikan beberapa perkembangan. Pertama, atas usulan para Menlu ASEAN, Chair ASEAN, dan Ketua ASEAN (Sultan Brunei Darussalam), telah menunjuk Menteri Luar Negeri ke-2 Brunei Darussalam, Erywan Yusof sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar.

Retno mengakui bahwa penugasan ini terlambat. "Penunjukan Utsus (Utusan Khusus) ASEAN ini harus diakui memang lambat. Namun demikian, ini merupakan satu langkah maju bagi implementasi 5 Points Consesus tersebut,” terang Retno Marsudi saat rapat bersama Komisi I DPR.

Utusan tersebut bertugas menjalankan amanah dan mandat yang tertuang dalam 5 Points of Consensus. Mereka dapat membuka dialog inklusif sesuai amanah implementasi tersebut.

Ia menyampaikan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh utusan ini. Pertama, akses untuk berbicara dengan semua pihak dan faktor keamanan untuk mengunjungi seluruh wilayah Myanmar.