Riwayat benci-cinta Rusia-Ukraina

Para penguasa Rusia di masa lalu menganggap Ukraina sebagai bagian tak terpisahkan dari Rusia.

Ilustrasi konflik Rusia-Ukraina. Alinea.id/Aisya Kurnia

Gerhard Friedrich Muller, ahli sejarah resmi Kekaisaran Rusia, punya sebuah teori. Berbasis riset kolega-koleganya, ia meyakini orang Rusia keturunan kaum Nordik (Norsemen). Ia bahkan percaya kekaisaran Kievan Rus' didirikan kaum imigran dari Skandinavia itu. 

Pada malam 6 September 1749, Muller pede membawa teori itu ke podium Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia di Saint Petersburg. Di hadapan kolega dan petinggi negeri, ia berpidato tentang teori asal-muasal bangsa Rusia itu. 

Pidato Muller tak tuntas. Di tengah pidato, kericuhan pecah. Para akademikus yang hadir di institusi pendidikan tertua di Rusia itu murka mendengar omongan Muller. Salah satu yang amarahnya terpantik ialah ahli astronomi N. I. Popov.  
 
"Anda (Muller), wahai penulis mashyur, telah mencemarkan nama bangsa kita," cetus Popov.  

Skandal yang "meresahkan publik" itu dibawa ke pihak ke kekaisaran. Tim juri dibentuk, investigasi digelar. Hasilnya, Muller dinyatakan bersalah. Semua riset dia terkait sejarah bangsa Rusia disita dan dimusnahkan. 

Dalam "The Origin of Rus" yang terbit di Russian Review pada 1977, Omeljan Pritsak menyebut pidato Muller menandai meruncingnya perdebatan mengenai asal-usul orang Rusia. Sebagian akademikus--dinamai kelompok Normanis--memihak Muller. Namun, mayoritas publik percaya bangsa Rusia keturunan bangsa Slavia yang mulanya mendiami Ukraina.