Saat permukiman Israel tumbuh subur, keran air Palestina mengering

Perebutan akses air di sebidang tanah subur ini mencerminkan kontes yang lebih luas untuk menguasai Tepi Barat-dan khususnya Lembah Yordan.

Seorang petani Palestina mengerjakan tanahnya di dekat desa Bardala di Lembah Yordan, Selasa, 9 Agustus 2023. Foto/Mahmoud Illean

Pipa air Israel tidak mencapai desa berdebu di Tepi Barat yang diduduki dan pohon kurma dibiarkan mati. Warga Palestina mengatakan, mereka hampir tidak bisa mendapatkan cukup air untuk memandikan anak-anak mereka dan mencuci pakaian-apalagi untuk menghidupi ternak dan menanam pohon buah-buahan.

Sebaliknya, pemukiman Yahudi tetangga mereka, terlihat seperti sebuah oasis. Bunga liar menerobos tanah. Ikan budi daya berenang di deretan kolam yang rapi. Anak-anak memercik di kolam komunitas.

Perebutan akses air di sebidang tanah subur ini, mencerminkan kontes yang lebih luas untuk menguasai Tepi Barat-dan khususnya Lembah Yordan, yang dianggap orang Palestina sebagai lumbung negara masa depan mereka yang diharapkan dan pandangan orang Israel sebagai kunci untuk melindungi bagian timur mereka.

“Orang-orang dan tanamannya haus,” kata Hazeh Daraghmeh, seorang petani kurma Palestina berusia 63 tahun di daerah Jiftlik di lembah itu. Di mana beberapa telapak tangannya telah layu di tanah kering. “Mereka mencoba menekan kami selangkah demi selangkah,” kata Daraghmeh.

Di seberang Tepi Barat, masalah air telah mengintai kota-kota Palestina sejak perjanjian perdamaian sementara 1990-an, yang memberi Israel kendali atas 80% cadangan air Tepi Barat-dan sebagian besar aspek kehidupan Palestina lainnya.