Sengsara tak berujung orang Tatar di Krimea

Sejak zaman dulu, orang-orang Muslim Tatar di Krimea, Ukraina, jadi target persekusi dan deportasi Rusia.

Ilustrasi orang-orang Tatar di Krimea, Ukraina. /Foto Reuters via Antara

Setelah mendaki berjam-jam, Selim, prajurit partisan Uni Soviet itu, akhirnya tiba di gerbang desa Chukurdja. Desa orang-orang Tatar yang terletak di kawasan pegunungan Krimea selatan, Ukraina, itu lengang. Tak seorang pun warga desa terlihat. Yang tersisa hanya Alim, sobat dekat Selim. 

"Ceritakan padaku Alim, apa yang terjadi di Chukurdja? Siapa saja yang masih ada di sini?" tanya Selim kepada sang sahabat. 

Selama beberapa saat, Alim hanya terdiam bak orang linglung. Ia menatap wajah Selim sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke tanah. Dengan suara parau, Alim mulai bercerita. 

"Dua hari lalu orang Rusia datang ke desa. Mereka menggantung Kakek Djavit dan Kaytiz di sebuah pohon di dekat masjid. Mereka menembak lima belas orang, membariskan warga desa di depan dinding masjid," ungkap Alim. 

Alim tak tahu jumlah pasti warga desa yang mati. Ia tak menyaksikan semua kematian. Di tengah kekacauan, ia kabur ke pegunungan, sebagaimana saran kakek Selim, Bilal Agha. Saat warga dikumpulkan prajurit Rusia di tengah desa, ia berdiri bersisian dengan Bilal Agha.