Soal krisis Venezuela, Indonesia kritik DK PBB

Indonesia pilih abstain dalam pemungutan suara di DK PBB terkait Venezuela karena mengganggap dua draf yang diajukan sudah dipolitisasi.

Ilustrasi / Pixabay

Indonesia memilih untuk abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada akhir Februari 2019. Pemungutan suara itu bermaksud untuk menyepakati salah satu dari dua draf resolusi yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Rusia tentang krisis Venezuela.

Pada akhirnya, sebanyak 15 anggota DK PBB gagal mencapai konsensus dalam pemungutan suara tersebut.

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan bahwa Indonesia memilih untuk abstain karena menganggap dua draf yang diajukan sudah terlalu dipolitisasi.

"Pada saat itu RI menegaskan tidak bisa menerima dua draf yang diajukan oleh masing-masing AS dan Rusia karena kedua negara seperti tidak mau tahu kondisi yang ada sebenarnya di Venezeula," jelas Ferbian dalam jumpa pers di Plataran Menteng, Jakarta, Kamis (28/3).

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mendapat dukungan dari China dan Rusia, sedangkan pemimpin oposisi, Juan Guaido, didukung oleh AS dan sejumlah negara lainnya.