Taliban larang anak perempuan bersekolah, ini sikap Indonesia

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah menyatakan Indonesia menyesalkan apa yang terjadi di Afghanistan.

Gadis-gadis telah tiba di sekolah mereka pada hari Rabu pagi sebelum diberitahu bahwa mereka akan ditutup sekali lagi. Foto BBC

Indonesia mengambil sikap terkait kabar terbaru di Afghanistan yang menyatakan kelompok militan Taliban melarang anak perempuan kembali ke sekolah. Larangan tersebut berlaku untuk sekolah menengah perempuan atau setingkat SMA.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah menyatakan Indonesia menyesalkan apa yang terjadi di Afghanistan. “Padahal pendidikan untuk anak perempuan itu sangat penting,” ujar Faizasyah dalam Jumpa Pers Virtual yang digelar Kementerian Luar Negeri terkait Presidensi G-20, Kamis (24/5).

Pernyataan senada juga dilontarkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sebuah utas di Twitter. Retno menyatakan dirinya sangat prihatin dengan keputusan Taliban untuk menutup akses ke sekolah menengah untuk anak perempuan di Afghanistan. Padahal pendidikan adalah hak untuk semua orang, termasuk perempuan dan anak-anak perempuan yang akan membawa masa depan di Afghanistan.

Indonesia akan terus mempromosikan pemberdayaan perempuan, khususnya akses pendidikan bagi perempuan dan anak-anak perempuan di Afghanistan. Indonesia berharap Taliban dapat meninjau kembali keputusan ini.

Seperti diketahui Taliban kembali menutup sekolah-sekolah untuk perempuan hanya beberapa jam setelah resmi dibuka pada Rabu (23/3). Juru Bicara Taliban Inamullah Samangani membenarkan peristiwa penutupan kembali sekolah tersebut. Namun tidak menjelaskan secara detail alasannya. Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Pendidikan Aziz Ahmad Rayan menyebutkan mereka tidak berhak berkomentar.