Tentara Niger mengklaim Presiden Mohamed Bazoum telah digulingkan

Sebagian besar wilayah Sahel Afrika menghadapi pemberontakan berkedok Islamis, termasuk Niger.

Presiden Mohamed Bazoum. Foto: Gettyimages

Pria berseragam militer mengklaim telah mengambil alih kekuasaan di Niger beberapa jam setelah Presiden Mohamed Bazoum dilaporkan ditangkap oleh anggota pengawal presiden pada hari Rabu. Peristiwa ini memicu kecaman internasional dan ketidakpastian baru di bagian Afrika yang bergejolak karena dilanda oleh kudeta dan ekstremisme militan.

Dalam komunike video, seorang pria yang diidentifikasi sebagai Kolonel-Mayor Amadou Abdramane dan diapit oleh beberapa tentara, mengumumkan, "Kami telah memutuskan untuk mengakhiri rezim yang Anda tahu." Kolonel- Mayor itu mengatakan di bawah rezim keadaan sosial dan ekonomi sangat buruk.

Dengan membacakan teks, Ia juga mengungkapkan bahwa institusi nasional telah disegel dan perbatasan darat negara ditutup sementara.

Niger memiliki sejarah panjang kudeta militer sejak kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 1960, namun dalam beberapa tahun terakhir politiknya tidak terlalu stabil. Ketika Bazoum mulai menjabat pada tahun 2021, itu adalah transfer kekuasaan demokratis pertama di negara itu.

Sebagian besar wilayah Sahel Afrika menghadapi pemberontakan berkedok Islamis, termasuk Niger yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Prancis dalam menangani ekstremis.