Terkait RUU ekstradisi, demonstran tolak maaf pemerintah Hong Kong

Setelah demonstrasi anti-RUU ekstradisi bergulir beberapa hari terakhir, pemimpin Hong Kong pun melayangkan permintaan maaf.

Pengunjuk rasa mengadakan demonstrasi menuntut pemimpin Hong Kong mengundurkan diri dan membatalkan RUU ekstradisi, di Hong Kong, Minggu (16/6). ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Demonstrasi lanjutan diperkirakan akan pecah di Hong Kong pada Senin (17/6) setelah para pemrotes menolak permintaan maaf dari Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam terkait RUU esktradisi.

Setelah protes selama beberapa hari, pada Minggu (16/6), Lam meminta maaf atas kelalaian pemerintah menangani RUU tersebut. Demonstran tidak puas dengan permintaan maafnya dan menuntut agar Lam mencabut RUU itu dan mengundurkan diri.

Di bawah RUU ekstradisi, penduduk Hong Kong, warga negara asing, atau warga China yang menetap atau bepergian ke kota itu dapat terancam diekstradisi jika mereka dicari oleh otoritas Beijing.

"Pemerintahannya tidak bekerja dengan efektif, jika terus seperti ini, ke depannya akan ada lebih banyak kesulitan yang mereka hadapi," kata mantan legislator dari Partai Demokrat James To.

Sejumlah politikus oposisi menggemakan seruan dari demonstran, meminta agar Lam angkat kaki atau RUU ekstradisi dihapus.