Ukraina tuduh Rusia melakukan serangan siber

Sistem perbankan di Ukraina terkena serangan siber.

Ilustrasi. iStock

Ukraina menuduh Rusia melakukan serangan siber pada Selasa (15/2). Serangan itu bersamaan dengan tuntutan Presiden Amerika Serikat Joe Biden terhadap Rusia untuk menarik 150.000 lebih tentaranya dari perbatasan Ukraina.

Kekuatan dunia terlibat dalam salah satu krisis dalam hubungan Timur-Barat selama beberapa dekade, karena pengaruh pascaperang dingin lantaran Moskow dituduh ingin menghentikan Kyiv. Negara-negara Barat juga telah mendesak warganya untuk segera meninggalkan Ukraina karena serangan dari Rusia bisa datang kapan saja.

Seperti diberitakan Reuters, Rabu (16/2), Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan rekaman untuk menunjukkan bahwa mereka mengembalikan beberapa pasukan ke pangkalan setelah latihan. Biden mengatakan, Amerika Serikat belum memverifikasi langkah itu. 

“Analis kami menunjukkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang mengancam," ucap dia di Gedung Putih.

Beberapa jam setelah pengumuman penarikan itu, Ukraina mengatakan, jaringan online Kementerian Pertahanan dan dua bank, yakni Ukraina Privatbank dan Ohadbank kewalahan dalam mengendalikan layanan digital. Situs mereka diketahui telah diretas dengan membuat lalu-lintas data menjadi sangat tinggi. Pengguna bank Ukraina Privatbank melaporkan masalah dengan pembayaran dan aplikasi perbankan, sementara Oshadbank mengatakan sistemnya telah melambat.