Badan PBB untuk pengungsi Palestina didera krisis keuangan terburuk

Hilangnya bantuan AS memiliki dampak korosif terhadap kemampuan badan tersebut untuk membantu orang-orang yang rentan.

Ilustrasi anak-anak Palestina di Jalur Gaza / Pixabay

Berjuang untuk mengatasi Covid-19 di kamp-kamp di Timur Tengah, badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina pada Selasa (5/5) mengatakan bahwa mereka hanya memiliki cukup uang untuk beroperasi sampai akhir Mei menyusul pemangkasan bantuan dari Amerika Serikat.

Pada 2018, pemerintahan Donald Trump menghentikan pembayaran tahunan sebesar US$360 juta kepada UNRWA, yang memberikan bantuan kepada sekitar 5,5 juta pengungsi terdaftar di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yerusalem Timur, Yordania, Lebanon, dan Suriah.

Direktur kantor UNRWA di Washington Elizabeth Campbell menuturkan bahwa hilangnya bantuan AS memiliki dampak korosif terhadap kemampuan badan tersebut untuk membantu orang-orang yang rentan.

"Kami pada dasarnya beroperasi berdasarkan bulan ke bulan. Saat ini, kami memiliki dana untuk membayar 30.000 pekerja perawatan kesehatan kami sampai akhir bulan ini," kata Campbell.

Dia menekankan bahwa UNRWA hanya mendapat sepertiga dari anggaran tahunannya sebesar US$1,2 miliar. Organisasi tersebut, menurut Campbell, mengalami krisis keuangan terburuk sejak mulai beroperasi sekitar 70 tahun silam.