WHO tak yakin antibodi tanda kekebalan atas Covid-19

WHO meminta negara yang menyarankan tes antibodi hati-hati dalam mengandalkan hasil tes tersebut sebagai rujukan terhadap tingkat kekebalan.

Ilustrasi WHO / Pixabay

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak meyakini kehadiran antibodi, zat yang terbentuk dalam darah untuk menghancurkan bakteri atau virus, bisa memberikan kekebalan atau perlindungan dari infeksi ulang Covid-19.

Para pakar dari WHO pada Jumat (17/4) menyebutkan, belum ada bukti yang menyatakan tes antibodi dapat menunjukkan bahwa seseorang terlindungi dari infeksi ulang Covid-19, walaupun sejumlah negara mengusulkan tes tersebut untuk mengukur kekebalan.

Tes dengan cara tusuk jari tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai tes serologi, menganalisis serum atau plasma yang dihasilkan untuk melawan bakteri atau virus.

"Jadi, tes serologi dapat mengukur tingkat antibodi, tetapi itu tidak berarti bahwa seseorang kebal terhadap coronavirus jenis baru," jelas Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Maria Van Kerkhove dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss.

Di Amerika Serikat, tes antibodi baru saja mulai diluncurkan. Presiden Donald Trump merekomendasikan otoritas negara bagian untuk menjalani tes tersebut saat pemerintah mulai melonggarkan sejumlah pembatasan sosial.