Bagaimana fenomena The Great Resignation mengubah budaya kerja di Amerika

The Great Resignation atau pengunduran diri besar-besaran terjadi di Amerika justru saat pandemi Covid-19.

ilustrasi. foto shutterstock

Fenomena pengunduran diri besar-besaran atau The Great Resignation mengubah pola kerja di Amerika Serikat. Dunia kerja berubah begitu cepat berkait perkembangan industri, banyaknya pasokan tenaga kerja, dan jutaan generasi baby boomer yang pensiun.

Cnet News menuliskan pada Rabu (29/12) bahwa The Great Resignation atau pengunduran diri besar-besaran terjadi di Amerika justru saat pandemi Covid-19. Tidak hanya pekerja kerah biru, pekerja kerah putih dengan jenis pekerjaan mapan juga melakukan pengunduran diri karena beberapa sebab, antara lain jam kerja fleksibel yang justru membuat bekerja tanpa henti serta tidak bahagia dalam bekerja.

Josh Feldmen adalah salah satu yang merasakannya. Dia mengundurkan diri dari posisi sebagai wakil presiden di sebuah lembaga pendidikan. Posisi yang cukup stabil itu ditinggalkan untuk memulai organisasi nirlabanya sendiri. Fenomena ini terjadi secara masif di Amerika selama setahun terakhir. Rekor terbesar diciptakan untuk karyawan yang berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan gaji atau jam kerja lebih manusiawi. Mereka mungkin beralih karena bos mencoba menyeret mereka kembali ke kantor, sementara perusahaan lain lebih memungkinkan untuk terus bekerja dari jarak jauh.

Apa pun alasannya, The Great Resignation mendefinisikan ulang apa arti bekerja di Amerika Serikat. Bagi sebagian orang, bekerja adalah membangkitkan sisi spiritual, dengan komitmen baru untuk keseimbangan yang lebih sehat antara pekerjaan dan rumah. Beberapa orang pindah dari kota-kota besar sambil bekerja dari jarak jauh selama pandemi, dan sekarang mereka tidak ingin kembali. Orang lain menemukan banyak peluang untuk pekerjaan yang dapat mereka lakukan di mana saja lebih dari pekerjaan yang dapat ditemukan berada di dekat tempat mereka tinggal.

"Orang-orang mulai menilai kembali hidup mereka," kata Andy Challenger, wakil presiden senior di perusahaan outplacement, Challenger Gray. Perekrut, yang biasanya berjuang untuk mendapatkan kandidat, mulai mendapatkan perlawanan dari para pekerja. Sementara itu, pekerja kantor berpengalaman seperti Feldman mendorong perubahan lebih jauh, mengambil lompatan untuk memulai bisnis mereka sendiri. Para ahli mengatakan semua ini kemungkinan akan berlanjut hingga 2022 dan seterusnya.